Advertisement:
|
Elif Episode 17 - Bagian 1 |
Elif yang masih dalam keadaan sakit sedang di temani oleh Kenan dan Ayse, tiba-tiba datang Arzu memasuki kamar Elif melarang Kenan untuk menceritakan kepada Elif apa yang sebenarnya terjadi. Di lain tempat Veysel bersama murat sedang menunggu seseorang. Tak di sangka mereka bertemu dengan Melek. Veysel bergegas menemui Melek lalu menanyakan keadaan Elif. Veysel marah karena Melek membiarkan Elif masih berada di rumah Kenan. Padahal yang membuat Elif terancam adalah Veysel itu sendiri. Melek tak sedikitpun menjawab pertanyaan Veysel.
Di rumah Kenan. Arzu mengahampiri Aliye dan Ipek. Arzu memberi tahu kalau Elif telah berada di rumah. Aliye bersyukur Elif telah selamat dan mulai membaik. Aliye dan Ipek langsung bergegas ke ruangan Elif. Ipek menghampiri Elif dan mengelus-elus kepalanya dan berkata "Elif sayang, Semoga lekas sembuh ya..". Ayse mengatakan kepada Ipek dan Aliye bahwa Elif pasti merindukan Ibunya (Melek).
Dirumah Melek. Veysel ternyata melihat seseorang wanita yang berniat membunuh Elif pada saat Elif dirawat dirumah sakit. Veysel ternyata mempunyai sedikit kebaikan. Berkat dia si wanita itu tak jadi membunuh Elif. Munat tak mengerti kenapa wanita itu ingin membunuh Elif. Agar tak bingung wanita yang ingin membunuh Elif adalah Arzu.
Dirumah Kenan. Arzu mengajak Gonca ke ruangan tertutup untuk menyuruh Gonca membakar bukti berupa pakaian. Saat Gonca ingin membakar bukti itu. Tiba-tiba datang untuk menjenguk Elif yang sedang sakit dan memberikan sebuah hadiah untuk Elif. Elif sangat senang menerima hadiah tersebut. Setelah lama berbincang-bincang. Mereka membiarkan Elif sendirian untuk istirahat.
Melek menelepon Ayse untuk menanyakan keadaan Elif. Melek memberitahukan bahwa Veysel dan Munat sedang menuju ketempat Elif berada.
Veysel dan Munat datang kerumah Kenan untuk mencari tahu siapa wanita yang berniat membunuh Elif itu. Disaat yang bersamaan ketika Veysel dan Munat sedang berjalan menuju rumah Kenan. Mereka bertemu Gonca yang sedang ingin membakar bukti dari wanita yang ingin membunuh Elif
Veysel dan Munat yang melihat Gonca bersikap mencurigakan segera mengikuti Gonca diam-diam. Sedangkan dirumah Kenan, laki-laki yang menyelamatkan Elif sebelumnya semakin mencurigai sikap Arzu yang aneh dan ingin mencari tau apa yang disembunyikan oleh Arzu.
Dikampus, Selim menemui temannya dan meminta temannya untuk memberitahu Zeynep bahwa ada sebuah kafe yang memerlukan karyawan. Selim merasa bersalah karena perlakuannya pada bos dimana Zeynep bekerja kasar dan membuat Zeynep dipecat. Dengan terbata-bata, teman Selim memberitahu Zeynep, dan Zeynep tampak senang mendengar informasi tersebut.
Kembali ke sekitar rumah Kenan, Veysel dan Munat masih mengikuti Gonca yang ingin membakar pakaian yang dikenakan Arzu pada saat dirumah sakit. Kebetulan pematik api yang dibawa Gonca tidak bisa menyala, dan Gonca yang menganggap bahwa hutan akan aman, langsung membuang saja pakaian tersebut karena yakin tidak akan ada yang menemukannya, lalu Gonca meninggalkan hutan. Veysel dan Munat segera mendekati pakaian yang dibuang oleh Gonca dan melihatnya dengan teliti. Veysel ingat dan berkata "Benar, dialah wanita itu, wanita yang datang kerumah sakit dan ingin membunuh Eli". Munat mendengar perkataan ayahnya segera mengajak ayahnya berlari mengejar Gonca untuk menangkapnya.
Dirumah Kenan, Arzu tampak gelisah mondar mandir dikamarnya menunggu laporan dari Gonca. Sedangkan dihutan, Gonca menyadari keberadaan Veysel dan Munat, segera berlari untuk menghindar dari kejaran Veysel dan Munat. Gonca ketakutan dan berlari secepat mungkin, akan tetapi Munat lebih cepat berlari dan menyusul Gonca. Munat menangkap Gonca dan Veysel mengatakan bahwa dia melihat Gonca dirumah sakit memakai kerudung dan pakaian itu. Veysel berkata "Aku melihat kau keluar dari kamar Elif". Gonca ketakutan dan bingung dengan perkataan Veysel.
Masih dirumah Kenan, Ipek dan yang lainnya sedang berkumpul bersama laki-laki penyelamat Elif tersebut. Mereka berbincang-bincang mengenai pekerjaan laki-laki itu. Ipek tampak antusias dengan perbincangan mereka. Sedangkan dikamar Ayse, Elif yang masih terbaring menolak untuk makan. Ayse menyerah dan membawa makanan kembali ke dapur rumah. Tugce yang iri melihat hadiah yang dimiliki Elif, segera masuk ke kamar Ayse, bermaksud untuk mengganggu Elif. Tugce memaki Elif dan mengatakan bahwa hadiah itu bukan untuk Elif melainkan untuknya. Tugce membawa hadiah tersebut bersamanya keluar dari kamar Ayse. Elif hanya diam dan bersedih.