Dirumah
baru
Jae
Pyo sudah duduk menerima penghormatan dengan sujud dari sepasang pengantin, setelah itu keduanya
duduk dengan sopan. Moo Gak meminta Jae Pyo sekarang tak perlu mengkhawatirkan
Cho Rim karena sudah ada dirinya yang menjaganya dan mereka akan hidup bahagia.
Jae Pyo dengan mata terharu berterimakasih pada Moo Gak.
“Cho
Rim... kau harus mendapatkan nama lamamu kembali dengan nama Choi...Eun Sul.”
ucap Jae Pyo
“Tidak,
Ayah. Aku masih anakmu. Aku akan mengurus almarhum orang tuaku Tapi aku akan
mengurusmu juga. Aku Oh Cho Rim, putrimu!” kata Cho Rim, Jae Pyo kembali
mengucapkan terimakasih.
“Aku
telah memutuskan untuk pindah kembali ke Jeju.” kata Jae Pyo
“Oh,
ya? Kalau begitu ayah pindah kembali ke kampung halaman kita! Aku menyukainya.
Ini kan sangat bagus mengunjungi ayah di kampung halaman kita.” ungkap Moo Gak
bahagia.
“Kalian
telah mengatasi banyak kesulitan. Aku sangat bangga pada kalian dan Kalian akan
bahagia dari sekarang.” ucap Jae Pyo mempersatukan dua tangan mereka.
Moo
Gak memberikan selembar kertas pada Cho Rim dan juga pulpen. Cho Rim merasa
gugup dengan mengisi kertas itu maka mereka akan dinyatakan oleh negera sudah
menikah. Moo Gak mengangguk, lalu menyuruh Cho Rim cepat untuk memberikan
tandatangan.
“Tapi
siapa yang akan menjadi saksi kita ketika kita mengajukan permohonan izin
menikah?” tanya Cho Rim sedikit binggung
“Aku
akan meminta seseorang untukmu.” kata Moo Gak dengan tersenyum manis
“Aku
akan meminta seseorang untukmu, Petugas Choi!” balas Cho Rim tak mau kalah.
Moo
Gak penasaran siapa yang akan menjadi saksinya, Cho Rim mengelengkan kepala tak
belum ada ide siapa yang menjadi saksi mereka. Moo Gak juga dengan cuek
mengatakan ia juga belum ada ide. Cho Rim tahu ini permainan Moo Gak untuk
menyembunyikan semuanya.
Ae
Ra datang membawakan pesanan makanan untuk Cho Rim dan Yum Mi. Cho Rim
mengeluarkan surat permohonan izin menikah dan ingin Yum Mi menjadi saksinya.
Ae Ra protes karena dirinya bisa jadi saksi. Cho Rim menyuruh Ae Ra cepat pergi
saja. Yum Mi tersenyum melihat dua sahabat yang masih terlihat seperti anak
kecil.
“Tapi
Cho Rim... Apakah aku benar-benar orang yang tepat untuk melakukan ini?” tanya Yum Mi ragu
“Petugas
Choi memandang Anda sebagai orang yang mengubah hidupnya. Itulah sebabnya kami
memintamu. Anda akan melakukannya untuk kita, 'kan?” tanya Cho Rim berharap
“Tentu
saja. Detektif Choi menyelamatkan hidupku!”kata Yum Mi
“Aku
kadang merasa cemburu dengan persahabatanmu dengan Petugas choi.”komentar Cho
Rim
“Dan Itu membuatku senang, karena Itu juga
membuatku senang melihat betapa pedulinya Detektif Choi padamu. Jadi aku juga
menyukai kalian berdua! Ditambah lagi kau sangat lucu!”balas Yum Mi
Cho
Rim tersipu malu menurutnya apabila Yum Mi seorang pria maka ia akan mengajakny
pergi keluar. Yum Mi menceritakan dirinya itu punya sedikit penyakit, yaitu
saat bertemu dengan seorang pria, dirinya akan melakukan yang terbaik saat
berkenalan, dengan bertanya hobi, apa yang ia pikirkan dan trauma apa saja yang
dimiliki tapi ternyata itu membuat pria menjauh. Cho Rim pikir pria seperti itu
lebih baik disingkirkan saja.
Ketua
Rombongan kaget dirinya diminta menjadi saksi pernikahan Cho Rim, Moo Gak
menceritkan Cho Rim memandang ketua
rombongn sebagai seseorang yang mengubah hidupnya, jadi ia datang untuk mem
mendapatkan tanda tangannya
“Itu
membuatku cemburu! Apa kau tahu berapa banyak dia peduli untuk Cho Rim? Dia
selalu sedih setelah menegur Cho Rim!” komentar Woo Yah sinis
“Itu
membuatku ingin dimarahi oleh dia juga!” tambah In Bae yang sedang dimake up.
Moo
Gak mengucapkan selamat kepada keduanya
yang melakukan debut di TV.Keduanya sudah siap untuk syuting, Woo Ya yang sinis
tetap memberikan selamat berbahagia dan mengancam akan menghajarnya apabila
membuat Cho Rim tak bahagia. Moo Gak tersenyum memberikan semangat.
“Aku
senang Uh Woo Ya telah menjadi sukses. Ini menjadi jalan yang sangat sulit
baginya. Aku telah mengenalnya sejak kecil.” cerita ketua rombongan dengan mata
berkaca-kaca lalu memberikan tanda tangannya lalu mengembalikan pada Moo
Gak
“Moo
Gak. Aku tidak belajar banyak di sekolah dan tidak cerdas. Tapi aku belajar
satu hal, selagi membuat orang lain tertawa. "Aku kurang dari orang lain. Aku di bawah orang lain." Aku
hanya bisa membuat orang lain tertawa setelah aku berpikir seperti itu. Orang Bodoh
membuat orang tertawa dn Komentar bodoh membuat orang tertawa. Tolong buat Cho
Rim tertawa.” pesan Ketua Rombongan
“Ya.
Aku akan ingat itu. Terima kasih.” ucap Moo Gak lalu keluar dari ruang make up.
Kasus
pembunuhan di Apartement
“Seo Joong Ahn, Umur 63 tahun. Dia
tinggal di sini sendirian, pemilik sembilan bangunan di sekitar sini dan menjalani
gaya hidup hemat.”
Detektif Yeh menceritkn semua orang disekitar
apartement Joon Ahn adalah orang yang sangat serius dan kikir. Detektif Ki
memperkirakan waktu kematiannya 12 jam yang lalu. Kang Hyun melihat tim
forensik tak mendapatkan sesuatu yang berguna dari sini dan akan menjadi
penyelidikan yang sulit.
“Kita
mungkin tidak dapat melihatnya, tapi ini... Pasti ada aroma di sini!” ucap
detektif Ki
“Ah...
benar...Jika kita masih punya Moo Gak dan Cho Rim...” keluh Kang Hyun
“Mereka
berangkat bulan madu besok.” ucap Detektif Yeh. Kang Hyun tersenyum karena Moo
Gak berangkat besok bukan hari ini.
Cho
Rim dan Moo Gak masuk ke dalam rumah saling memeluk erat, seperti tak ingin
dilepaskan. Moo Gak mengatakan ini pertama kalinya mereka masuk rumah sebagai
pertama kali setelah mendaftarkan pernikahan. Setelah duduk disofa, Cho Rim
juga mengatakan ini pertama kalinya mereka duduk disofa sebagai pasangan
menikah.
Moo
Gak mencium Cho Rim sebagai Ciuman pertama sebagai pasangan menikah, Cho Rim
tersipu malu.
“Kalau
begitu aku akan mandi pertama kalinya sebagai pria yang sudah menikah!” teriak
Moo Gak dengan tertawa bahagia, melempar jasnya ke depan Cho Rim
Terdengar
bunyi bel rumah, Cho Rim membuka pintu
melihat Kang Hyun datang dan mempersilahan masuk. Kang Hyun berbasi-basi
menanyakan kehidupan keduanya setelah menikah. Cho Rim juga belum tahu karena
masih seminggu dan mungkin butuh waktu untuk mengetahui itu.
“Sejujurnya,
aku di sini untuk minta bantuanmu. Ini menyangkut masa depan dan hidupku!” kata
Kang Hyun memohon.
Moo
Gak keluar dari kamar mandi dengan handuk dan berdiri untuk mengoda Cho Rim.
Tapi ia binggung tak melihat Cho Rim di depan ruang TV, malah melihat kertas
yang ada diatas meja.
“Aku pergi dengan Inspektur
Kang...” tulis Cho Rim, Moo Gak hanya bisa menghela nafas
karena Cho Rim malah meninggalkannya setelah menikah.
Detektif
Ki mengeluh tak ada apapun di TKP. Kang Hyun membaca Cho Rim masuk ke dalam TKP
untuk membantu penyelidikan, meminta untuk melihat sekeliling ruangan.
“Saya
bukan seorang polwan, jadi tidak yakin jika diizinkan untuk melakukan
investigasi seperti ini.” ungkap Cho Rim melihat kesekeliling ruangan
“Kita
bisa membuatmu seorang polwan kapan pun kau mau! Apa kau tertarik?”kata Kang
Hyun mengajak Cho Rim masuk sebagai detektif.
Cho
Rim melihat ada sesuatu yang keluar dari kolong meja, ada aroma makanan laut,
seperti cumi-cumi, teripang. Detektif Yeh memeriksa dibagian bawah ditemukan
kancing baju. Detektif Ki tak menyangka Cho Rim itu sangat hebat.
“Tak
banyak debu di atasnya. Jadi mungkin ini terlepas baru-baru ini. Kelihatannya
seperti kancing wanita, 'kan?” kata Detektif Yeh melihat bentu kancing sekilas,
Cho Rim mengangguk
“Aku
punya firasat dan akan kembali.” kata Detektif Ki lalu pergi bersama Detektif
Yeh.
“Ini
harusnya cukup, Cho Rim.Aku akan mengantarmu pulang. Kau tidak bisa membiarkan
Moo Gak menunggu terlalu lama. Dia pasti sudah selesai mandi.” goda Kang Hyun
mengajak Cho Rim pulang.
Detektif
Yeh dan Ki berdiri di depan [Restoran
Makanan Laut] Detektif Ki melihat tulisan di dalam cumi-cumi dan teripang,
sesuai dengan yang dikatakan Nona Cho Rim. Detektif Yeh mengingatkan sekarang
Cho Rim itu adalah Nyonya sekarang.
Seorang
wanita memberitahu restoran belum buka, Detektif Ki memperlihatkan ID Cardnya
sebagai polisi dari sektor selatan. Detektif Yeh memperlihatkan foto korban
lalu bertanya apakah wanita itu mengenal Tuan Seo Joong Ahn, Pria Pemilik gedung. Si wanita membuka
celemeknya.
“Ini
kancing yang sama.” kata Detektif Yeh menunjuk dibagian rompi si wanita
“Apa
Anda sadar kehilangan satu kancingmu di sana?” tanya Deketif Ki menunjukan
kancing yang hilang
“Saya
mendengar Anda beradu argumen dengan pemilik gedung ini setelah harga sewa
dinaikkan. Apakah itu sebabnya Anda membunuhnya?” tanya Detektif Yeh mulai bisa
menemukan ujung dari kasus ini
“Maafkan
saya...” kata si wanita dengan membungkukkan badannya sambil menangis
“Nyonya,
Anda kini ditahan sebagai tersangka pembunuhan. Anda punya hak untuk tetap diam
dan Anda punya hak untuk berkonsultasi dengan pengacara.”kata Detektif Ki dan
langsung membawa keluar si wanita dari restoran.
Detektif
Yeh dan Ki masuk ke dalam ruangan dengan wajah sumringah karena menemukan
barang bukti pisau di taman dekat TKP berdasarkan pengakuan dari si wanita.
Kang Hyun sangat senang menyuruh Detektif Ki melihat sidik jarinya sekarang.
“Kelihatan
sekali kau sangat senang! Ini mungkin berkat Nyonya Cho Rim!” komentar Detektif
Yeh melihat wajah Kang Hyun sumringah
“Aku
harus mentraktir Nyonya Cho Rim keluar! Lakukan reservasi untuk makan malam
besok!”kata Kang Hyun penuh semangat.
“Dia
berangkat besok bulan madu. Jadi lakukan lain waktu saja” saran Detektif Yeh
“Ahh...Itu
mengingatkanku pada bulan maduku!” ungkap Kang Hyun
“Kau
punya tujuh anak. Tampaknya bulan madumu tidak pernah berakhir.” goda Detektif
Yeh lalu pergi.
Cho
Rim mengunakan kacamata renang memanggil Moo Gak, terlihat Moo Gak mengunakan
kacamata yang sama menyuruh Cho Rim tak perlu mengunakan kacamata yang sama
dengannya. Cho Rim melepaskan lalu binggung memilih bawa bikini atau baju
renang satu piece. Moo Gak dengan ketus menjawab bawa dua-dua saja.
“Tapi
apakah ada sesuatu yang salah? Apa kau marah?” tanya Cho Rim melihat sikap Moo
Gak
“Jadi
kau hanya pergi sendiri melakukan penyelidikan?”kata Moo Gak melepaskan
kacamata renangnya.
“Itu...
Itu bukan penyelidikan. Inspektur Kang hanya membawaku tanpa berkata banyak!”
jelas Cho Rim
Moo
Gak menanyakan dengan tegas Cho Rim itu melakukan penyelidikan atau tidak. Cho
Rim tak tahu tapi mungkin hanya sedikit saja. Moo Gak melempar kacamatanya,
memasang wajah cemberut.
Cho
Rim duduk disamping Moo Gak meminta tidak marah karena terlihat sangat imut
lalu memeluknya. Moo Gak hanya bisa tersenyum, Cho Rim mengelus rambut Moo Gak
mengingatkan dirinya tak bisa melakukan penyelidikan tanpa Moo Gak jadi
memintanya tidak ngambek.
Moo
Gak tak terima Cho Rim mengatakan
dirinya itu mengambek, lalu memberitahu ngambek yang sebenarnya memberikan
suara harimau dengan tangan macan, Cho Rim memperingatkan Moo Gak untuk tidak
melakukannya. Tapi Moo Gak tetap memberikan kelitikan pada Cho Rim.
Mobil
Moo Gak sudah dihias dengan bungan seperti mobil pengantin baru, terlihat ada
nama Cho Rim dan Moo Gak dibagian kaca mobilnya. Cho Rim dengan sengaja
melambaikan tangannya keluar dari jendela dengan perasaan bahagia.
“Setelah
kita parkir di bandara dan naik pesawat dalam enam jam, kita akan menikmati bulan madu yang indah di pantai tropis!” ucap
Moo Gak bahagia, Cho Rim juga tertawa bahagia mereka akan segera bulan madu.
Tiba-tiba
mobil polisi datang dibelakang mereka, Moo Gak binggung kenapa mobil polisi
mengikuti mereka. Cho Rim pikir Moo Gak mengendarai melebihin kecepatan. Moo
Gak melihat ia mengendarai dengan kecepatan standar.
“5265, menepi sekarang.”
terdengar suara polisi dari belakang, menyuruh keduanya untuk berhenti.
Moo
Gak menepi dan langsung keluar dari mobil, Cho Rim kaget ternyata yang ada di
mobil polisi Detektif Yeh dan Ki. Dengan bertolak pinggang, Detektif Ki
memberitahu Cho Rim kalau si wanita yang mereka tuduhkan itu bukan pembunuhnya.
“Kau
benar-benar salah tentang dugaanmu!” teriak Detektif Yeh kesal
“Tapi
kau bilang dia mengaku!” ucap Cho Rim membela diri
“Anaknya
datang ke kami pagi ini, dan bilang dia yang melakukannya!” cerita detektif Ki
terlihat binggung
“Jadi,
kau bilang ibu dan anak itu mengaku sebagai pembunuh?” ucap Moo Gak,
Cho
Rim mengangguk setuju dan merasa bersalah pada dua detektif, lalu binggung apa
yang harus dilakukan sekarang. Moo Gak menegaskan mereka harus menemukan siapa
pembunuhnya, Detektif Ki sedikit memberikan senyuman lalu menutupinya rasa
bahagianya dengan mengumpat.
Moo
Gak sudah ada diruang interogasi dengan wanita pemilik restoran, Dua detektif
dan Cho Rim melihat dari ruangan kontrol.
“Nyonya,
Aku tahu ini sulit bagimu, tapi aku harus mengajukan beberapa pertanyaan. Anakmu
sedang bersamamu di TKP, 'kan?” tanya Moo Gak
“Tidak,
anakku tak ada di sana. Aku melakukannya sendiri.”kata Si wanita
“Itu
benar. Kau melakukannya sendiri. Ketika kau pergi ke rumahnya, pemiliknya sudah
mati dengan pisau di perutnya. Setelah kau melihat pisau, kau tahu itu dilakukan
oleh anakmu. Jadi kau mengambil pisau dan melemparkannya keluar di taman.”
dugaan Moo Gak, Wanita itu tertunduk
“Nyonya....
anakmu harus mengatakan ini untuk mendapatkan hukuman yang lebih ringan.”
perintah Moo Gak
“Tidak!
Aku melakukannya. Kenapa kau selalu mengatakan anakku melakukannya? Aku
membunuhnya. Jawabanku akan sama tidak peduli berapa kali kau bertanya
kepadaku. Aku melakukannya!” tegas Wanita
Anak
dari si wanita kembali dibawa ke ruang interogasi, Moo Gak melakukan hal yang
sama dengan si ibunya.
“Ibumu
denganmu di TKP, 'kan?” tanya Moo Gak
“Tidak,
ibuku tak di sana. Ibuku memberikan pengakuan palsu untuk menyelamatkanku!”
Teriak si anak
“Pisau
yang digunakan untuk pembunuhan adalah pisau yang digunakan untuk menyiapkan
makanan laut. Di mana kau membuangnya keluar?” tanya Moo Gak
“Aku
tak tahu dan tak ingat. Tidak ada seorang pun yang pikirannya jernih setelah
membunuh seorang pria.” jawab si pria
Cho
Rim melihat ada aroma yang berbeda dari sepatu si pria ada warna orange dan
biru, setelah itu berbisik memangil Moo Gak. Detektif Ki mendengar Cho Rim
memanggil Moo Gak lalu menekan tombol untuk memanggil Moo Gak keruang kontrol.
“Sekarang
aku berpikir tentang hal ini, beberapa
hal aneh tentang TKP. Ada beberapa jejak aneh. Mereka berasal dari sepatu. Tapi
setiap langkah kaki punya aroma yang berbeda di atasnya. Tiap langkah kaki
kanan punya aroma ikan dan kaki kiri punya aroma herbal yang sangat kuat”jelas
Cho Rim mengingat ada jejak aroma dilantai
“Tapi...
Sepatunya punya aroma yang sama.”kata Cho Rim menunjuk kedua sepatu si pria.
“
Jadi anaknya adalah pembunuh yang sesungguhnya!” ucap Detektif Yeh
“Tapi...
kanan dan kiri tertukar! Pria itu, sisi kanan aroma herbal dan sisi kiri aroma ikan. Jadi itu
kebalikan dari apa yang aku lihat di TKP.” jelas Cho Rim, Moo Gak langsung
keluar dari ruangan.
“Song
Woo Shik, Dengarkan baik-baik. Kau bukan pembunuhnya.” kata Moo Gak kembali
menemui si pria diruang interogasi
“Aku
pembunuhnya, Bukan ibuku.” ucap Woo Shik
“Aku
mencoba menyelamatkan kalian, kau dan ibumu! Apa kau tahu siapa saja yang
memakai sepatu yang sama sepertimu?” tanya Moo Gak
“Belum
lama ini... Seorang pria bernama Kim Hyun Soo tinggal bersama kami. Ibuku membeli dua pasang
sepatu yang sama bagi kita.” Cerita Woo Shik
Moo
Gak menanyakan keberadaan Hyun Soo sekarang. Woo Shik pikir Hyun Soo itu sedang
bekerja di sebuah toko herbal. Detektif Yeh akhirnya masuk juga ke ruangan
interogasi menanyakan alamat tokonya
Detektif
Yeh berjalan melihat sebuah toko yang berada di tikungan jalan, lalu menanyakan
apakah seorang pria yang sedang mengepak obat herbal bernama Kim Hyun Soo. Pria
itu membenarkan.
Detektif
Yeh membawa Hyun Soo masuk ke ruang interogasi dan duduk disamping Woo Shik.
Kang Hyun langsung menanyakan siapa diantara keduanya yang membunuh Tuan Seo.
Keduanya saling berpadangan, Moo Gak langsung menunjuk Hyun Soo.
“Kau
ditangkap atas pembunuhan Seo Joong Ahn.” kata Moo Gak
“Bagaimana
bisa kau menuduhku seperti itu? Apa kau punya bukti?” tanya Hyun Soo, Woo Shik
juga tak percaya temannya itu pembunuhnya.
“Fakta
bahwa mereka punya sepatu yang sama adalah bukti.” tegas Moo Gak, Detektif Yeh
berbisik seperti tak masuk akal buktinya adalah sepatu.
Detektif
Ki masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah tas, berisi uang dan emas
batangan yang hilang dari rumah korban. Kang Hyun memperlihatkan emas batangan
dan Uang dengan menanyakan darimana asalnya. Detektif Ki memegang pundak Hyun
Soo.
“Dari
loker pribadi Tn. Kim di dalam tokonya.” kata Detektif Ki, Woo Shik tak percaya
temanya itu yang membunuh Tuan Seo.
Flash Back
Hyun
Soo mencari-cari sesuatu di laci rumah korban dan saat itu juga Tuan Seo datang
memergokinya.
“Kau masuk ke rumah pemilik mencuri
barang-barang...kemudian kau berlari menuju
ke pemilik rumah. Kau menikam pemilik rumah itu dengan pisau temanmu yang
kau ambil dari toko ikannya.”
Hyun
Soo langsung pergi memmbawa tas yang berisi uang dan emas membiarkan pisau
tergeletak begitu saja.
“kemudian ibu temanmu datang ke rumah
untuk membayar sewa apartemennya dan melihat pemilik tergeletak di lantai. Ketika
dia melihat pisau, dia pikir anaknya melakukannya. Karena anaknya baru
bertengkar dengan pemilik sewa. Jadi dia mengambil pisau itu dan menjatuhkan
kancing di lantai untuk menyelamatkan anaknya.”
Hyun
Soo berlari keluar dari rumah dan mengunakan sepatu yang berbeda
“Kau, Kim Hyun Soo, membuat
kesalahan besar bahkan sebelum memasuki pemilik rumah. Saat meninggalkan rumah, kau salah menggunakan sepatu sebelah kanan
temanmu.”
“Jadi
karena kesalahanmu, sepatumu akhirnya...
beraroma herbal di kiri dan aroma ikan
di kanan.” tegas Moo Gak penuh dendam.
Detektif
Yeh dan Ki mengangkat dua sepatu yang berbeda satu terlihat kotor dibagian kiri
dan kanan terlihat bersih. Woo Shik melonggo tak percaya temannya itu ternyata
pembunuhnya.
“Inilah
alasan kenapa kau pembunuhnya dan Itulah yang inspektur kita pikirkan.” kata
Moo Gak tetap menganggap semua yang ia ucapkan itu dari Kang Hyun
“Kirim
dia ke penjara!” perintah Kang Hyun pada Hyun Soo, semua tim bertepuk tangan
termasuk Cho Rim.
Woo
Shik dan Ibunya mengucapkan sangat berterimakasih dengan semuanya, bahkan Woo
Shik mempersilahkan keduanya untuk datang ke restoran untuk mentraktirnya. Ibu
Woo Shik juga tahu kalau mereka berdua yang menyelamatkanya. Cho Rim merasa tak
masalah walaupun mereka harus melewatkan bulan madunya. Moo Gak menyenggolnya
supaya tak membahasnya, setelah itu Woo Shik dan ibunya pamit.
“Aku
mendengar kau melakukannya dengan baik dalam memecahkan kasus itu. Detektif
Choi... Apa kau tertarik bergabung dengan timku? Aku bersedia menyerahkan mereka
berdua untukmu!”ucap Inspektur Sa yang baru datang
“Anda
meninggalkan kami, Inspektur?” kata anak buahnya memegang lengan bagian kiri
“Ke
mana Anda melepas kami, Inspektur?” ucap anak buah satunya memegang lengan
bagian kiri
Keduanya
seperti tak mau pisah, Inspektur Sa melepaskan dua tangan anak buahnya lalu
menyuruh keduanya pergi karena ia ingin sendiri saja. Cho Rim dan Moo Gak
tersenyum melihat tingkah anak buah Inspektur Sa lalu berjalan pulang sambil
berpelukan.
Moo
Gak melihat menu makanan yang sangat banyak di meja makan lalu mengajak Cho Rim
duduk untuk makan. Cho Rim membawa panci berisi sup memberitahu ia sudah
memasak dua porsi untuk mereka makan.
“Ini
benar-benar enak? Dari mana ini?” tanya Moo Gak menunjuk acar lobak
“Wanita
di lantai atas yang memberikannya kepada kita. Aku membantunya menemukan kunci
mobilnya di kotaknya.” cerita Cho Rim
“Dan
kentangnya enak juga!” kata Moo Gak mencoba kentang dengan gohujang
“Itu
sebenarnya dari wanita di lantai bawah. Aku menangkap orang yang terus melemparkan
puntung rokok di pintu!” cerita Cho Rim
“Aku
suka kacang ini.” ucap Moo Gak
“Itu
dari kepala asosiasi warga. Aku menangkap orang yang tidak pernah mengikuti
aturan pembuangan sampah. Dia adalah orang yang tinggal sendirian di lantai keenam
gedung sebelah kita. Aku menangkapnya dengan bau rokok elektrik di kantong
sampah.” cerita Cho Rim
Moo
Gak melihat semua makanan itu sangat mengerikan. Cho Rim menegaskan kalau ia
jua masak sebagian bukan diberikan orang semua. Moo Gak tersenyum mengingat
mereka akan bulan madu besok, terdengar bunyi ponsel dan telp dari Kang Hyun ke
ponsel Moo Gak. Cho Rim langsung menyuruh Moo Gak tak mengangkatnya.
Kali
ini ponsel Cho Rim yang berdiri, Detekti Ki mencoba menelpnya. Moo Gak menyuruh
Cho Rim mematikan ponselnya segera. Cho Rim khawatir semua detektif tahu mereka
akan pergi bulan madu ke thailand besok. Moo Gak mengajak Cho Rim berdoa
bersama supaya tak ada lagi gangguan untuk bulan madu mereka.
Detektif
Ki mengeluh karena merasa menganggu Moo Gak dan Cho Rim bulan madu, Kang Hyun
membawa berkas kasusnya yang harus diperiksa lagi, sebagai detektif mereka harus
membantu apabila seseorang tak bersalah. Detektif Yeh setuju menurutnya Cho Rim
dan Moo Gak bisa bulan madu kapan saja.
“Kedua
ponsel mereka tidak aktif. Melihat dari meteran listrik mereka berjalan, sepertinya
mereka tidak ada di rumah. Aku pikir mereka sudah berangkat ke bandara.” kata
Detektif Yeh melaporkan dari apartement Cho Rim dan Moo Gak
“Aku
telah di bandara sejak pagi. Nama mereka masih belum ada di daftar penumpang...
Aku pikir informasi kita bocor, Inspektur. Aku tak berpikir mereka akan muncul
di bandara!” lapor Detektif Ki yang sudah mengunakan kostum berlibur menunggu
dibandara.
“Apa?
Jadi kita masih tak tahu di mana mereka? Itu tidak mungkin! Tangkap mereka
sekarang...Bawa mereka sekarang.” teriak Kang Hyun Frustasi menutup telpnya
“Keduanya
tidak akan datang ke sini seperti itu. Mulai hari ini, Polres Selatan mendapatkan
tim untuk kasus-kasus khusus. Namaku Yum Mi, dan aku kepala baru dari tim.”
ucap Yum Mi masuk ke dalam ruangan kepolisian
Moo
Gak mengendarai sepeda dan Cho Rim duduk manis bagian belakang dengan balon
yang menghiasi sepeda. Ia menyukai sepeda bulan madu mereka, Moo Gak
mengutarakan perasaan kecewa karena ia tak bisa melihat Cho Rim mengunakan
pakaian renangnya dan mengakui dirinya lebih suka dengan bikini.
“Aku
memberitahumu yang sebenarnya, aku memakainya sekarang.” ucap Cho Rim malu-malu
“Benarkah?
Kau? Biarkan aku melihat.” goda Moo Gak
Cho
Rim malu membahasnya, Moo Gk pikir tak usah malu karena mereka sudah menikah.
Cho Rim beralasan ini bukan tempat yang tepat dengan bikini. Moo Gak mengajak
Cho Rim pergi ke thailand saja dengan sepeda mereka. Cho Rim tertawa bahagia
dengan memegang pinggang Moo Gak.
Di
tepi danau keduanya duduk bersama, Moo Gak merasakan suasana seperti ini sangat
indah. Cho Rim merasakan suasana, udar dan pemandangan bisa ia nikmati bersama
dengan Moo Gak dan tak akan pernah dilupakan. Moo Gak setuju, tiba-tiba Cho Rim
menangis haru dan berpura-pura itu karena ada angin.
“Itu
karena kau cengeng. Tapi sekarang... Kau harus memanggilku sesuatu yang berbeda
dari "Petugas Choi."” ucap Moo Gak
“Kalau
begitu...Antara Sayang, cintaku, dan kekasihku. Pilih salah satu.”kata Cho Rim
“Aku
mencintaimu, sayang.” kata Moo Gak
“Aku
mencintaimu, cintaku.” balas Cho Rim dengan air mata harunya.
Keduanya
saling berpandangan lalu tersenyum sumringah, Cho Rim menaruh kepalanya di
pundak Moo Gak lalu menarik tangan Moo Gak untuk memeluknya. Tangan Cho Rim pun
memeluk erat pinggang Moo Gak. Ponsel Moo Gak bergetar dan telp masuk dari Yum
Mi, tapi sepertinya mereka tak mau diganggu untuk bulan madu mereka.
Moo
Gak kembali mengendarai sepedanya ke pinggir sungai sambil menanyakan apakah
mereka harus pergi memecahkan suatu kasus dan Cho Rim turun dari sepeda yang
sudah berhenti.
“Kau
bilang aku tidak harus menjawab panggilan siapa pun! Apakah seseorang menghubungimu?
Siapa itu? Detektif Yeh, Detektif Ki Atau Inspektur Kang?” teriak Cho Rim kesal
“Letnan
Yum. Mereka sekarang punya tim terpisah untuk kasus-kasus khusus. Ini kasus di
mana sembilan warga dari kota di Provinsi Gangwon hilang bersama-sama!” cerita
Moo Gak
“Itu
tidak ada... Tak masuk akal...” kata Cho Rim
“Benarkah?
Itu omong kosong saja !!!” balas Moo Gak setuju
“Omong
kosong! Bagaimana sembilan orang bisa menghilang bersama-sama? Aku tidak
penasaran sama sekali!” kata Cho Rim merasa bulan madu mereka penting
“Aku
tidak tertarik dalam hal ini!” ucap Moo Gak
Keduanya
tiba-tiba saling menatap dan tersenyum, Moo Gak membalikan arah sepedanya, Cho
Rim siap duduk dibelakang dengan balon yang mengikutinya dan membunyikan suara
klakson dari mulutnya. Moo Gak juga ikut membunyikan seperti sudah tak sabar
ingin memecahka kasus dengan istrinya.
The
End
Komentar
Iri banget ih sama pasangan Cho Rim & Moo Gak, Chemistrynya dapet banget, apa karena Yoo Chun bisa ngebawa suasana enak yah, waktu di Iron Man keliatan aja adeganny kaku gitu. Btw ini jadi drama Yoo Chun terakhir yah sebelum wamil, wahhh akan kangen sama Oppa Yoo Chun nih 2 tahun.
Emmmm... sebenarnya sedih juga sih sama nasib Jae Hee yang mati tapi klo ga kaya gitu pasti otak liciknya terus ada, sama kaya bisnis narkoba kalo ga mati bandarnya yah susah. ^_^ Tapi ada satu scene yang agak kurang gimana gitu, waktu di tepi danau ada dua sepeda yang sama dengan balon tapi cuma dipake satu, nah satu lagi dikemanain??? *dibawa sama krunya pasti* hehehehe
Kurang juga sama scene kissnya, harusnya waktu mereka saling memangggil sayang dan cinta sebagai pasangan suami istri ada kissnya setelah itu, serasa hambar cuma pandang-pandangan. Secara keseluruhan suka sama drama ini, bikin geregetan, penasaran sama akhirnya. Pemainnya punya karakter, ini aku jadi suka sama Detektif Yeh, terlihat cute waktu rambutnya dikeatasin. hihihihi... Menunggu jadi pemeran utama yah... ^_^