Moo
Gak langsung berlari setelah mengetahui Cho Rim menghilang, Kang Hyun masih
shock karena Yum Mi mengatakan calon pengantin wanitanya hilang. Detektif Ki
bergerak cepat akan melihat diluar akurium sementara Detektif Yeh akan
memeriksa didalam. Kang Hyun dan Yum Mi juga akan mencari-cari di sekitar
akuarium.
Detektif
Yeh melihat Ae Ra yang tak sadarkan diri di lantai dekat tangga, dengan membuka
matanya Ae Ra melihat Detektif Yeh yang membangunkannya. Yum Mi mencari-cari
Cho Rim di toilet. Detektif Ki mencari diparkiran sambil memanggil Cho Rim. Moo
Gak masuk ke ruang tunggu Cho Rim, semu sudah berantakan dan tak melihat Cho Rim
ada disana.
Kantor
polisi
Semua
berkumpul melihat rekaman CCTV kemana Cho Rim pergi, terlihat seseorang yang
membawa Cho Rim duduk di kursi roda. Detektif Ki menunjuk ternyata Cho Rim
dibawa seseorang.
Jae
Hee dengan sengaja memperlihatkan wajahnya ke depan kamera CCTV. Detektif Yeh
tak percaya ternyata Kwon Jae Hee masih hidup. Semua terlihat sangat tegang
karena Jae Hee yang sengaja menculik Cho Rim. Moo Gak memukul ujung meja,
terlihat Jae Hee membawa Cho Rim dengan ambulance dari parkiran.
Moo
Gak berdiri sendirian di dalam ruang rapat yang gelap. Kang Hyun datang
memegang pundak Moo Gak supaya bisa membuat lebih tenang, dengan mengatakan ia
sudah memerintahkan setiap orang yang mampu di
kantor polisi ini untuk mencari mobil yang dipakai oleh Jae Hee.
“Saya
ingin berpartisipasi juga dalam penyelidikan ini.” ucap Moo Gak yang sangat
mengkhawatirkan Cho Rim.
“Tentu,
tentu... Aku tahu ini tak membantu sama
sekali dalam situasi seperti ini.. tapi aku yakin Cho Rim akan baik-baik saja.”
kata Kang Hyun sambil menepuk pundak Moo Gak supaya tenang.
Detektif
Yeh datang dengan membawakan tas untuk Moo Gak.
Yum
Mi menghampiri Moo Gak yang sudah berganti pakaian, menyampaikan dirinya
diminta bergabung dengan penyelidikan, jadi berpesan pada Moo Gak untuk tidak
melakukan sendiri dan berkerjasama dengan kepolisian. Moo Gak tak menangapinya
dan ingin masuk ruangan, saat itu juga Detektif Ki menemui Moo Gak.
“Kami
menganalisis rekaman kamera pengawas jalan raya. Ambulans Kwon Jae Heepergi ke
Paju. Dia tampaknya berada di Paju sekarang.” kata Detektif Ki menyampaikan
berita
“Aku
akan meminta kerjasama dari Kantor Polisi Paju.” kata Yum Mi masuk ke dalam
ruangan
“Kami
sudah mendapat lokasi posisi terakhir ambulans.” ucap Detektif Yeh keluar
ruangan, semuanya mulai bergerak.
Cho
Rim sudah duduk di mobil Van, Jae Hee berganti baju dengan pakaian pembunuhnya
memperlihatkan sebuah laptop yang sudah ia ubah dalamnya. Cho Rim menanyakan
apa sebenarnya yang ingin di lakukan Jae Hee dengan benda yang ada
disampingnya.
“Jangan
khawatir. Aku tidak akan menggunakan ini padamu. Ini untuk Choi Moo Gak.” ucap
Jae Hee dingin
“Apa
yang kau pikirkan?” tanya Cho Rim dengan menahan air matanya
“Aku
pikir kau harus berhenti mengajukan pertanyaan. Kau akan segera tahu nanti.”
kata Jae Hee lalu menutup mobil Van.
Cho
Rim buru-buru melepaskan cincinnya dan mengoreskn sedikit pada benda yang ada
disampingnya lalu dengan sengaja membuangnya keluar. Jae Hee sempat curiga saat
melihat kearah kaca spion, tapi ia langsung melajukan mobilnya dan meninggalkan
ambulance yang ia gunakan untuk menculik Cho Rim.
Dalam
perjalanan, Jae Hee siap siaga melihat ke arah spion takut ada orang yang
membuntutinya, Cho Rim sendiri khawatir takut Jae Hee berbuat sesuatu, mereka
mengarah ke Seoul.
Moo
Gak dengan beberapa polisi lainnya siap mengerebek masuk, terlihat ambulance
yang terparkir disebuah gudang. Detektif Ki dan Yeh sudah berjaga-jaga dengan
pistolnya, Tapi saat dibuka tak ada siapapun disana. Detektif Yeh yakin mobil
ambulance itu yang dipakai oleh Jae Hee. Moo Gak merasa Jae Hee sudah pindah.
“Perkuat
pos pemeriksaan lalu lintas sebelum dia lolos!” perintah Detektif Ki, tiba-tiba
mata Moo Gak melihat sesuatu dekat ban mobil, ada cincin milik Cho Rim.
“Apa
itu cincin Cho Rim?” tanya Detektif Ki melihat cincin yang ada ditangan Moo Gak
“Mungkin
dia menjatuhkannya tanpa sadar selagi beralih kendaraan.” pikir Detektif Yeh,
Moo Gak melihat cincin yang ada ditangannya dengan sangat teliti.
“Dia
menjatuhkan ini dengan sengaja. Kita harus memberikan ini kepada tim forensik.”
ucap Moo Gak yakin Cho Rim memberikan pesan dari cincin yang sengaja dibuang.
Kang
Hyun menyimpulkan belum ada perubahan status dari Jae Hee sekarang. Detektif Ki
mengangguk karena mereka belum bisa menemukan sesuatu dari keberadaan Jae Hee.
Yum Mi melihat Jae Hee yang dengan sengaja mengarahkan wajahnya ke kamera CCTV
adalah pola yang berbeda dengan penculikan sebelumnya.
“Itu
berarti penculikan bukan hanya tujuannya. Dia akan melakukan kontak untuk memberitahu kita tujuan sebenarnya.”
ucap Yum Mi
“Aku
hanya khawatir dengan daerah pencarian kita mungkin terlalu luas.” kata
Detektif Yeh
“Aku
akan pergi memeriksa analisis rekaman kamera pengawas.” ucap Moo Gak mencoba
kembali mencari tahu keberadaan Jae Hee lalu keluar dari ruangan.
Di
tempat Show Room design interior rumah, terlihat tanda [Dilarang Masuk]
Cho
Rim sudah duduk dikursi dengan tangan terikat lalu Jae Hee membuka penutup
matanya. Jae Hee melihat design interior rumah mereka sama persis dengan yang
ada sekarang. Cho Rim menyadari selama ini Jae Hee sudah mengikuti mereka tapi
ia belum tahu sebenarnya apa keinginan Jae Hee melakukan ini semuanya.
“Ini
sederhana saja. Tentukan siapa yang mati dan siapa yang hidup.” tegas Jae Hee.
“Siapa
yang memberimu hak untuk memutuskan hidup dan mati?” balas Cho Rim
“
Sudah cukup dengan pertanyaanmu.”kata Jae Hee menyandarkan tubuhnya disofa.
“Izinkan
aku mengajukan satu pertanyaan terakhir. Kenapa kau membunuh orang tuaku?”
tanya Cho Rim.
Jae
Hee menyadari ingatan Cho Rim sudah kembali, Cho Rim berteriak dirinya sudah
ingat dengan hal yang mengerikan, sudah tahu Jae Hee adalah pembunuh dan itu
tak akan pernah diampuni. Jae Hee mengejek merasa sangat berbeda saat mendengar
Cho Rim berkata seperti itu padanya.
Ponsel
Moo Gak berdering, ia melihat nomor dari yang tidak dikenal, dengan ragu-ragu
mengangkat telpnya. Jae Hee mengejek Moo Gak yang terdengar lelah karena tak
tidur semalaman. Moo Gak sudah tahu suara Jae Hee, menanyakan keadaan Cho Rim.
“Tentu
saja dia baik-baik saja. Karena dia bukan yang aku inginkan. Aku ingin kau,
Choi Moo Gak. Pergi ke tempat yang ku katakan sekarang.” tegas Jae Hee.
“Buktikan
bahwa Cho Rim benar-benar baik-baik saja.” perintah Moo Gak
“Jangan
memberi perintah kepadaku. Itu menjengkelkan. Aku akan mengirimkan bukti ketika
aku mau. Pergilah ke rumah tua Oh Cho Rim dan tunggu panggilanku di sana.
Ketika aku berada di sana, disana tampak kosong.”perintah Jae Hee.
Moo
Gak meremas tangannya sendiri menahan amarah, matanya melirik melihat Yum Mi
yang masuk ke ruangan. Akhirnya dengan sengaja ia berisik akan segera pergi dan
meminta Cho Rim tidak terluka
“Dan
jika kau membawa polisi denganmu, aku akan pastikan mengirimkan video kematian
pengantinmu. Kirimkan aku gambar di tempat ketika kau sampai di sana.” perintah
Jae Hee dengan nada ancaman.
Moo
Gak menutup telp melihat ada pistol milik Detektif Yeh, Yum Mi melihat
gerak-gerik Moo Gak yang aneh setelah menerima telp. Detektif Yeh kembali duduk
setelah dari toilet. Moo Gak akhirnya pergi dengan berjalan seperti biasa, tapi setelah keluar dari pintu ia
langsung berlari sekencang mungkin, Yum Mi seperti makin aneh dengan sikap Moo
Gak.
Moo
Gak akhirnya sampai dirumah Cho Rim yang lama, Jae Hee sempat memejamkan mata
sejenak melihat ponselnya terlihat foto Moo Gak berdiri di rumah Cho Rim.
Akhirnya Jae Hee melakukan video call memperlihatkan Cho Rim yang terikat
dengan mulut terlakban.
“Cho
Rim! Apa kau baik-baik saja? Tunggu saja. Aku akan pulang segera. Tetap tenang.”
pesan Moo Gak
“Choi
Moo Gak. Jangan bergerak dari tempatmu berada sekarang. Jika kau melakukannya,
Oh Cho Rim akan mati.” perintah Jae Hee.
“Apa
yang akan kau lakukan, b*jingan gila?” umpat Moo Gak
“Tidak
perlu berkata kasar. Tidak ada gunanya kau memprovokasiku.” tegas Jae Hee lalu
menutup ponselnya.
Moo
Gak memukul dinding kayu melampiaskan rasa kesalnya, lalu mensugesti dirinya
untuk tetap tenang dan tidak membuat sesuatu yang konyol.
Jae
Hee melihat kunci rumah baru Cho Rim, dengan gelengan kepalanya Cho Rim berusaha
menyangkalnya. Tapi Jae Hee pikir memang itu kunci rumah barunya, lalu
memperlihatkan koper yang berisi benda yang ada dimobil.
“Ini...
bom. Sangat sulit mendapatkan ini. Saat Choi Moo Gak masuk ke tempat barumu
untuk menyelamatkanmu, Dia melangkah masuk ke dalam rumah. Kemudian... Boom. Itu
akan menjadi akhir yang bersih.” kata Jae Hee memberitahukan rencananya
Cho
Rim mengelengkan kepalanya sambil menangis tak ingin itu terjadi pada Moo Gak.
Jae Hee memberitahu juga waktu Cho Rim juga akan segera tiba. Cho Rim hanya
bisa menangis dengan tangan terikat. Jae Hee langsung melajukan mobilnya ke
rumah Cho Rim yang baru dengan membawa koper berisi bom.
Yum
Mi, Kang Hyun dan dua detektif melihat keberadaan Moo Gak dari sinyal ponsel
dan hanya diam saja. Kang Hyun menyimpulkan alasan Moo Gak tak memberitahu
karena ingin menyelamatkan Cho Rim, jadi
mereka harus bisa memahaminya.
“Jauhkan
pelacakan lokasi telepon genggamnya. Setelah dia bergerak, kita akan bergerak
juga.” perintah Yum Mi
“Dia
masih di rumah tua Cho Rim.” kata Detektif Ki
“Apa
yang bisa Kwon Jae Hee rencanakan sekarang?”kata Detektif Yeh penasaran
“Sepertinya
dia membutuhkan lebih banyak waktu...” pikir Kang Hyun, Yum Mi seperti
menngingat sesuatu lalu keluar dari ruangan. Kang Hyun dkk kembali menatap
komputer takut Moo Gak bergerak.
Moo
Gak duduk dilantai dengan mengenggam ponselnya, sambil bertanya-tanya alasan
Jae Hee menahannya di rumah kosong. Jae Hee sedang menyiapkan bom rakitanya dan
kembali dinyalakan. Dengan sengaja ia menaruh tepat di depan pintu, lalu
membayangkan saat Moo Gak datang langsung menginjanya maka Bom itu akan
meledak. Senyuman Jae Hee terlihat sangat licik membayangkan nanti Moo Gak yang
mati lebih dulu.
Jae
Hee kembali ke mobil dengan makan permen lolipop, seperti tak merasakan rasa
bersalah karena ingin membunuh seseorang kembali.
Moo
Gak menerima Video Call terlihat Cho Rim yang mengeleng-gelengkan kepalanya.
Jae Hee mengarahkan kamera pada wajahnya menyuruh Moo Gak datang ke rumah
barunya tepat jam 3 sore setelah itu ia akan melepaskan Oh Cho Rim. Moo Gak
mengatakan ia akan kesana dan meminta Jae Hee untuk memegang janjinya.
Detektif
Yeh melihat Moo Gak mulai bergerak, Yum Mi datang membawa berkas dari tim forensik,
ada kandungan Kalium nitrat pada cincin Cho Rim. Kang Hyun melihat laporan
dengan mengartikan kandungan itu untuk membuat bom.
“aku
pikir itu adalah bom rakitan. Dan Cho Rim mungkin meninggalkan jejak itu dengan
sengaja.” kata Yum Mi
“Ini
terlalu berbahaya...” kata Detektif Ki khawatir melihat ke layar komputer.
Jae
Hee melihat dari jendela samping gedung, masih ada satu menit sebelum Moo Gak
sampai ke rumah. Moo Gak menekan passwordnya lalu masuk ke dalam rumah. Tepat
jam 3 sore, terdengar bunyi ledaakan dan asap yang mengepul dari rumah baru Cho
Rim. Jae Hee tersenyum karena misinya berhasil.
Beberapa
penghuni melihat asap yang keluar dari ruangan apartement, Jae Hee berjalan
keluar dan kembali mengendarai mobilnya ke tempat Cho Rim disekap.
“Aku
kira kau ingin tahu apa yang terjadi, Choi Moo Gak baru saja mati. Seluruh
tubuhnya mungkin hancur berkeping-keping. Dia mungkin tak tahu akan mati
seperti itu. Jangan khawatir Aku tidak akan membunuhmu sekejam itu. Ini akan
menjadi akhir yang sederhana.” kata Jae Hee sudah siap dengan sapu tangan yang
diberi cairan
Cho
Rim bisa melihat aroma itu sama saat ia menghirup sapu tangan ditaman. Jae Hee
sudah siap membunuhnya,Moo Gak keluar dari persembunyian dan langsung menendang
Jae Hee. Lalu ia mencoba membuka ikatan Cho Rim dan plester dimulutnya.
Jae
Hee mengeluarkan pisau dari saku jaketnya, Moo Gak berusaha melindungi Cho Rim
yang akhirnya badannya kena tusuk. Jae Hee tak bisa berbuat apa-apa lagi
memilih keluar. Moo Gak meminta Cho Rim untuk menunggu karena Yum Mi akan
segera datang.
Keduanya
kejar-kejaran diatap, Moo Gak mendorong lalu menendannya sampai Jae Hee
berguling. Jae Hee ingin memberikan pukulan tapi Moo Gak yang lebih dulu
memukulnya beberapa kali. Jae Hee berusaha mendorong, Moo Gak bisa membanting
lalu menendangnya. Sebuah Pipa besi ditangan Moo Gak siap menghabisi Jae Hee.
“Tunggu!
Jangan membunuhku. Tolong selamatkan aku.” teriak Jae Hee.
“Jadi
kau takut mati sendiri? Hidupmu berharga?” teriak Moo Gak menurunkan pipa besi
Moo
Gak mengejek Jae Hee pengecut dan harus mati. Jae Hee tertawa keras-keras
menurutnya dengan membunuhnya tidak akan menyelesaikan apa-apa. Moo Gak tak
takut apabila tanganya jadi kotor Karena Jae Hee layak mati 100 kali.
“Tapi
karena ada undang-undang... Aku kira aku harus mematuhi hukum-hukum yang bodoh.
Dan Kau akan dibawa ke pengadilan. Berlututlah dan berbalik sekarang” perintah
Moo Gak
Jae
Hee berbalik badan, tanganya mengenggam pasir dan langsung melemparnya ke arah
Moo Gak. Ia menyerang Moo Gak dengan pipa, Moo Gak dengan cepat bisa menghindarinya.
Tapi Jae Hee mendorong Moo Gak dengan pipa sampai ke ujung gedung, Moo Gak
dengan cepat membantingnya dan Jae Hee langsun terjatuh dari gedung tanpa bisa
ia selamatkan.
Dengan
sinar matahari terbenam, Moo Gak duduk dengan lemas melihat Jae Hee yang sudah
terjatuh dari gedung dengan darah yang mengalir. Ia tak bisa menahan tangisnya
karena semua ini akhirnya dari dirinya dan Jae Hee.
Kang
Hyun dan Yum Mi menyelamatkan Cho Rim lalu bersama-sama ke tempat Moo Gak, Cho
Rim dan yang lainnya tak percaya melihat
Jae Hee yang sudah tergeletak ditanah. Di kantor, Yum Mi menanyakan alasan Moo
Gak memutuskan ke show room bukan ke apartementnya.
“Aku
tahu itu dari video Kwon Jae Hee.” kata Moo Gak
Flash Back
Moo
Gak yang duduk di rumah Cho Rim kembali melihat rekaman Video Call tak ada
bingkai foto yang ditaruh Cho Rim dekat telp. Ia ingat Cho Rim menaruh bingkai
foto saat mereka membuat video undangan pernikahan mereka.
Detektif
Ki memuji Moo Gak yang tajam, Detektif Yeh melihat semua ini sangat
menakjubkan. Kang Hyun jug memuji Moo Gak yang memang sangat pandai. Yum
Mi juga berterimakasih pada Cho Rim karena berkat dia, mereka tahu ada bom di
dalam rumahnya.
Flash Back
“Hasil forensik mengatakan bahwa
itu adalah bom. Jadi kami mengirim skuad bom ke dalam.”
Yum
Mi sudah ada di depan pintu dengan penjinak bom dan bom itu segera bisa
dijinakan tanpa harus meledak.
“Untuk mengelabui Kwon Jae Hee agar
percaya bahwa bom meledak. Kami memecahkan jendela dengan menggunakan bom palsu
untuk efek visual.”
Sebuah
alat kecil tergantung didepan kaca dan alat untuk meledakanya sudah siap. Yum
Mi memerintahkan supaya meledakan tepat jam 3 sore sesuai petunjuk Moo Gak.
Tepat Jam 3 bom itu meledak dan mengeluarkan asap seperti bom sesungguhnya.
“Jadi ini adalah kesimpulan akhir dari
Pembunuhan Berantai Barcode!”
Detektif
Yeh masih tak percaya sekarang kasus itu sudah berakhir, lalu Detektif Ki
membahas antara Cho Rim dan Moo Gak, apakah mereka sudah menikah atau belum.
Kang Hyun ingat dirinya belum meresmikannya, jadi menurutnya mereka belum
menikah.
“Yah
aku Belum menikah, Aku bahkan tak memasuki aula!” ucap Cho Rim setuju
“Kau
sudah mengenakan gaun pengantin! Kita sudah menikah!” kata Moo Gak
“Kenapa
kau tak ingin melakukannya dengan benar?” keluh Cho Rim ingin perayaan mereka
diulang.
“Tempat
kita rusak, jadi kita tak punya uang untuk upacara pernikahan lain!” ucap Moo
Gak, Cho Rim cemberut karena tak ada pesta pernikahan lagi.
Detektif
Ki berteriak mengajak semuanya lakukan perayaan dengan penutupan kasus barcode.
Detektif Yeh dengan bangga akan makan babi panggang bersama, Detektif Ki
menyela akan makan Sapi panggang kali ini. Kang Hyun pikir apapun dagingnya
yang penting adalah pancake daun bawang.
Cho
Rim masih cemberut karena Moo Gak tak mau mengadakan pesta lagi, Moo Gak
mengeluh Cho Rim sangat mengerikan karena marah.
Berita
Jae Hee meninggal pun sudah di tayangkan ke seluruh korea.
“Kwon Jae Hee telah menghilang dari
dunia selamanya.”
Cho
Rim duduk dirumah baru dengan menyuruh Moo Gak mengeser sofa, lalu dengan
mematahkan kepalanya kekiri meminta supaya Moo Gak sedikit mengeser foto
pernikahan mereka.
“Rasanya
tidak bagus kalau kelima-limanya punya posisi yang sama. Mungkin kita juga
harus mengubah satu yang di tengah! Seperti ini!” kata Cho Rim melihat foto
pernikahan diruang tengah.
Cho
Rim mengelap mangkuk sambil mengatakan ini miliknya, Moo Gak menyusunnya ke
dalam lemari. Cho Rim mengeluarkan piring besar, mengatakan ini miliknya juga.
Dengan senyumannya Moo Gak menerimanya lalu memasukan ke dalam lemari. Seperti
ia sengaja melakukan semua tugas supaya Cho Rim tidak ngambek lagi.