Moo
Gak mengajak Cho Rim ke restoran untuk makan lalu izin untuk pergi ke toilet,
padahal ia sebenarnya pergi ke parkiran mobil. Terlihat Cho Rim yang datang
tertawa melihat Moo Gak lalu Moo Gak membuka bagasi mobilnya terlihat beberapa
balon berterbangan keluar dan menarik sebuah spanduk panjang bertuliskan [Maukah kau menikah denganku?]
Cho
Rim terharu dan langsung memeluk Moo Gak mengucapkan terimkasih. Moo Gak
menutup matanya dengan berkhayal sedang memeluk Cho Rim sambil menciumnya,
terdengar bunyi suara yang cukup keras, mobil yang akan parkir tak sengaja
menyentuh mobilnya.
Bagasinya
terbuka dan semua balon dan juga spanduknya terbang tanpa bisa diselamatkan, si
pengemudi meminta maaf karena membuat kekacauan. Moo Gak histeris melihat semua
persiapan lamarannya gagal karena semua balon dan juga spanduknya terbang lalu
menengok ke arah Cho Rim yang duduk direstoran.
Cho
Rim sepertinya masih asik dengan memilih makanan yang akan mereka makan dengan
kacamata hitamnya.
Keduanya
berjalan bersama bergandengan tangan, Moo Gak memegang cincin disaku celananya
sambil bergumam “Aku harus melamarnya
segera...Tapi bagaimana aku harus melakukan ini? Seperti apa acara yang harus
ku lakukan?” lalu wajahnya tersenyum memikirkan idenya.
Moo
Gak sudah berlutut dengan satu kaki melakukan “serenade” dengan taburan bunga mawar seperti jatuh dari langit.
“Oh Cho Rim...Setelah bertemu
denganmu...Aku menyukai kenyataan bahwa aku bisa menyentuh rambut lembutmu. Melalui
angin yang kasar. Di bawah atap yang basah. Kenyataan bahwa aku tidak
sendirian. Karenamu, yang telah selalu di sisiku...aku masih ada.”
ucap Moo Gak menyanyikan rayuannya
Lalu
ia mengutarakan niatnya untuk melamar Cho Rim menikah dengannya. Cho Rim
menangis haru, beberapa orang yang berkumpul di depan air mancur bertepuk
tangan berteriak mengatakan Ya. Cho Rim akhirnya mengambil cincin ditangan Moo
Gak.
Moo
Gak menarik tangan Cho Rim dan menaruh didadanya, sambil mengatakan kalau Cho
Rim ada didalam dadanya sekarang, lalu mengutarakan rasa sayangnya kembali dan
memeluknya dengan erat. Semua berteriak menyuruh mereka berciuman, Cho Rim
masih terharu dengan cara Moo Gak melamarnya.
Terlihat
Moo Gak yang tersenyum bahagia membayangkan cara sempurna untuk melamar Cho
Rim, terdengar suara Cho Rim yang membuatnya tersadar dari lamuannya. Cho Rim
merasa Moo Gak itu memikirkan sesuatu yang lucu. Moo Gak menyangkalnya dan
langsung memasukan cincin ke dalam saku celananya.
“Haruskah
kita pergi ke tempat lainselain tempat itu? Ada terlalu banyak orang di air
mancur.” pikir Cho Rim menunjuk ke arah air mancur.
“Seharusnya
ada banyak orang! Ayo kita pergi ke air mancur saja.” kata Moo Gak
“Kau
hanya dapat melihat dari sini! Aku sangat haus sekarang dan ingin sesuatu untuk
diminum.” keluh Cho Rim,
“Tunggu
sebentar, air mancur ini dimaksudkan untuk dinikmati dari dekat! Ayo pergi!”
ucap Moo Gak yang tetap mengajak Cho Rim pergi untuk melakukan rencananya.
Moo
Gak sudah menyimpan cincin dalam kepalan tanganya, sampai di depan air mancur
ada yang melakukan “serenade” dengan
memberikan sebuket bunga. Cho Rim berkomentar membenci orang melamar
seperti itu. Beberapa orang yang berkumpul juga melihat dengan wajah heran. Moo
Gak melonggo karena rencananya bukan sesuatu yang disukai Cho Rim.
“Apa
kau tak merasa buruk untuk gadis itu? Aku tak tahu kenapa pria berpikir gadis akan
menikmati sesuatu seperti ini!” bisik Cho Rim melihat si wanita yang sangat
malu dengan kelakuan pacarnya
“Ayo
pergi, Cho Rim. Aku sudah melihat semuanya. Ayo kita cari minum!”ajak Moo Gak
mencoba menghindari air mancur.
Cho
Rim berusaha untuk tetap melihat saat si wanita malah memukul pacarnya dengan
sebuket bunga. Moo Gak dengan cepat menarik Cho Rim pergi dari air mancur.
Moo
Gak berjalan di atas pasir dan berusaha menyembunyikan cincin di pasir lalu
berpura-pura saat mereka berjalan ia berpura-pura tali sepatunya belum dilepas,
saat itu juga ia berpura-pura mengikat tali sepatu dan mengambil cincinya dari
pasir. Semua rencananya pun sudah bisa siapkan.
Cho
Rim datang dengan membawaka minuman, Moo Gak mengajaknya berjalan berkeliling
lebih dulu. Cho Rim merasa Moo Gak aneh
karena selalu menyeretnya kesana kemari.
Moo Gak berpura-pura tali sepatunya lepas lalu berjongkok mencari cincin
di pasir, tapi cincinya menghilang.
“Apa
yang kau lakukan sekarang?” tanya Cho Rim binggung, Moo Gak belum juga
menemukan cincin yang disembunyikan
“Wow!
Lihatlah betapa cantiknya tab kaleng ini! Aku pikir mereka masih membuatnya seperti
ini!” teriak Moo Gak mencoba mengalihkan pada pembuka kaleng yang ada diatas
pasir.
Cho
Rim benggong, Moo Gak akhirnya melempar pembukan kaleng dan mencari sampai
dengan meraba bagian bawah pasir.
Beberapa
saat kemudian, Moo Gak belum berhasil menemukannya, Cho Rim kesal karena Moo
Gak tak memberitahu ingin main pasir dan mengajaknya pergi saja.. Moo Gak yang
merasa sedih mengatakan tak bisa pergi dari tempat itu
“Apa
alasannya? Kenapa kau tak bisa pergi? Yang dibutuhkan hanya melangkah pergi. Betapa
frustrasinya aku!” teriak Cho Rim memukul dadanya karena tak bisa menahan rasa
kesalnya.
“Aku
sangat menyesal, Cho Rim. Tapi aku harus pergi ke kamar mandi. Jangan pergi ke
mana pun. Tetap di sini!” ucap Moo Gak berlari ke toilet.
Moo
Gak mengajak kesebuah taman yang dipenuhi dengan lampu warna warni yang sangat
indah. Cho Rim heran Moo Gak yang selalu mengajaknya berkeliling ditaman padahal
ia sangat lapar. Moo Gak meminta parfum milik Cho Rim lalu berlari keatas
jembatan dan meminta Cho Rim tetap berdiri di tempat itu.
Cho
Rim melihat Moo Gak menuliskan dilangit dengan parfumnya terlihat tulisan “maukah
kau...” lalu Moo Gak bersusah payah sambil loncat-loncat menuliskan kalimat
yang dinginkan. Cho Rim bisa membaca tulisan [Maukah kau menikah denganku?]
Moo
Gak melihat Cho Rim terlihat cemberut, lalu Cho Rim tersenyum dan memberikan
tanda cinta dengan tanganya. Moo Gak tersenyum dengan memberitkan tanda cinta dengan
tangannya. Lalu berlari ketempat Cho Rim berdiri dan memeluknya, dan memberikan
kecupan di bibir sebanyak 3 kali dan kembali memeluk Cho Rim.
Cho
Rim melepaskan pelukan Moo Gak karena teringat sesuatu, tangannya mengeluarkan
sesuatu dari kantung celananya. Moo Gak kaget karena Cho Rim menemukan cincin
yang seharusnya ia berikan.
“Di
mana kau menemukan ini?” tanya Moo Gak
“Aku
mengambilnya dari tempat bermain itu sebelumnya. Sewaktu kau pergi ke kamar
mandi.”kata Cho Rim.
Moo
Gak menghela nafas lalu memasangkan cincin pada jari manis ditangan kiri Cho
Rim, melihat cincin itu sangat cantik dan kembali melamar Cho Rim secara lisan.
Cho Rim menatap Moo Gak lalu menjawab dengan anggukan. Moo Gak tersenyum
memeluk Cho Rim mengucapkan terimakasih dan kali ini ia mengecup Cho Rim
sebanyak 4 kali.
Jae
Hee duduk sendirian di dalam penjara, matanya melirik tanjam seperti memikirkan
rencana. Moo Gak baru pulang kerumah, tiba-tiba ada seseorang yang memukulnya
dari belakang. Jae Hee terlihat dengan jaket dan topinya saat membunuh
mencekiknya.
“Aku
mengatakan itu hanya akan berakhir ketika salah satu dari kita mati!” ucap Jae
Hee dan siap memukul Moo Gak dengan barbel dengan wajah penuh dendam
Cho
Rim berteriak didalam kamarnya dan langsung terduduk dari tidurnya, wajahnya
ketakutan seperti mimpi buruknya itu jadi kenyataan.
Moo
Gak memasak sarapan roti bakar, daging asap dan telur mata sapi. Cho Rim masih
melamun memikirkan mimpinya yang menyeramkan. Moo Gak membawakan sarapan dengan
menanyakan apakah Cho Rim merasa bersalah karena ia selalu datang untuk memasak
sarapan dipagi hari. Cho Rim hanya tertunduk dengan wajah sedi
“Apa
kau masih khawatir tentang mimpi semalam?” tanya Moo Gak
“Itu
hanya mimpi, tetapi kau terluka cukup parah di dalamnya.” ucap Cho Rim khawatir
“Orang
mengatakan kebalikan dari mimpi menjadi kenyataan!” kata Moo Gak
“Tapi
aku masih kecewa dengan itu.” balas Cho Rim
“Kwon
Jae Hee tidak akan dapat melangkah ke luar penjara lagi. Jadi jangan khawatir.”
tegas Moo Gak penuh keyakinan.
Cho
Rim masih tak yakin, tapi Moo Gak meyakinkan Jae Hee tak akan bisa melakukan
itu. Cho Rim pikir akhir-akhir ini sering bermimpi hal-hal yang aneh. Moo Gak
tak ingin membahasnya mengajak mereka sarapan saja. Cho Rim berusaha untuk
tersenyum tapi dari wajahnya terlihat sangat khawatir dengan Moo Gak.
Detektif
Yeh berlari masuk ke dalam ruangan menyuruh menyalakan TV untuk menonton
berita.
“Berita terkini...Sekitar pukul
17:10 hari ini mobil yang membawa Kwon Jae Hee si pembunuh berantai jatuh ke
dalam Sungai Han saat melintasi Jembatan Banghwa. Saksi mengklaim bahwa mobil punya
ban kempes di belakang. yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan oleng ke
sungai”
Semua
orang yang ada dikantor melonggo tak percaya, Jae Hee bisa masuk ke dalam
sungai.
“Ada lima petugas polisi di mobil
yang mengawal Kwon Jae Hee. Polisi telah memblokir Jembatan Bangwhadan mencoba
untuk mengangkat mobil dari sungai. Ada juga penyelam bawah air yang bekerja mencari
korban selamat Kami akan terus memperbarui berita ini karena ini masih
berlangsung”
Detektif
Yeh panik dengan semua yang terjadi, Moo Gak pikir itu adalah rencana Jae Hee.
Kang Hyun merasa itu tak mungkin karena ada lima polisi yang menjaga Jae Hee
didalam mobil.
“itu
kecelakaan lalu lintas! Bahkan Kwon Jae Hee tak bisa dengan sengaja menyebabkan
kecelakaan mobil di lingkungan itu!” kata Kang Hyun yakin
“Kwon
Jae Hee sedang diselidiki kejaksaan sekarang. Kenapa dia menyeberangi Sungai
Han?” ucap Detektif Ki binggung
“Aku
pikir dia melakukan reka ulang hari ini. Sepertinya dia akan kembali ke penjara
dari TKP.” kata Detektif Ki
“Dia
tak akan mati, 'kan? Dan bagaimana dengan polisi yang bersamanya?” teriak
Detektif Ki makin panik
“Tim
pencari akan menyelamatkan mereka” kata Detektif Yeh
“Kwon
Jae Hee tak bisa hanya mati seperti ini. Dia harus dibawa ke pengadilan dan mendapatkan
hukuman semaksimal mungkin!” teriak Kang Hyun
Detektif
Ki pikir mereka sekarang harus berdo supaya Jae Hee selamat dari kecelakan.
Kang Hyun rasa seperti itu dan berharap
tim pencari bisa menemukannya segera. Moo Gak terdiam seperti memikirkan
kemungkinan yang terjadi.
[Lima
Hari Kemudian]
“Setelah mobil jatuh ke Sungai
Han... pencarian dilanjutkan selama lima hari.”
Inspektur
Sa memberitahu Kang Hyun kalau pencarian resmi dihentikan. Kang Hyun kaget
karena dengan begitu hasilnya hanya tiga orang yang hilang dan sudah tewas.
Inspektur Sa menceritakan mereka sudah menyisir bagian dasar sungai selama lima
hari jadi sudah aman dengan mengasumsikan bahwa mereka sudah tewas.
“Tapi
kau masih tak menemukan mayat Kwon Jae Hee ” kata Kang Hyun penuh penekanan.
“ini
juga terjadi pada dua petugas polisi lainnya.Dan aku mendengar Kwon Jae Hee diborgol
saat ini. Bagaimana mungkin dia bisa bertahan hidup di bawah air? Tidak
mungkin!” balas Inspeketur Sa
“Jadi
ini benar-benar akhir dari kasus Kwon Jae Hee?” ucap Kang Hyun dengan helaan
nafasnya
“Kasus
ini ditutup karena kurangnya terdakwa.” kata Insepektur Sa
Kang
Hyun pikir itu sebagai hukuman bagi Jae Hee dari surga, tapi menurutnya sangat
kasihan pada polisi yang tak bersalah ikut menjadi korban.
Ketua
Polisi memberikan Sertifikat Penunjukan sebagai Pejabat Senior pada Choi Moo
Gak dan juga karangan bunga, polisi lainnya memberikan tepuk tangan pada tim
investigasi khusus.
“Untuk menangkap pembunuh
berantai...semua orang di Tim Investigasi Khusus dipromosikan naik satu
pangkat. Kemudian mereka kembali ke pos reguler mereka.”
Semua
anggota mempersilahkan foto bersama dengan sertifikat dan bergaya dengan
pakaian polisi, tak lupa mereka memperlihatkan gaya gokil sebagai seorang
polisi.
Perawat
mengendong bayi mungil dari dalam ruangan, Kang Hyun melihat dengn mengendong
anak balita dalam gendongannya.
“Inspektur Kang mendapat seorang
putri yang dia selalu inginkan.Jadi dia kini punya enam putra dan satu putri”
Semua
anak laki-laki Kang Hyun berderet melihat adik perempuan mereka satunya.
Detektif
Ki kembali melakuka penyamaran saat itu Elena Vashilivnashivanova kembali
menelpnya. Detektif Ki seperti bisa mengatakan pacarnya tak bisa datang, tapi
kali ini berbeda Elena memberitahu ia sudah datang di tempat Detektif Ki berada.
Seorang
wanita bule datang dengan kacamata hitamnya melambaikan tangan, Detektif Ki
menyambutnya dengan gembira dan langsung berpelukan dan menyatakan cinta dengan
bahasa rusia.
“ Detektif Ki melanjutkan gairah
cintanya dengan Shivanova.”
Sebuah
papan nama “Yeh Chang Kook, CEO” Ayah
Detektif Yeh yang sudah beruban meminta anaknya untuk kembali dan belajar
menjalankan perusahaan. Detektif Yeh mengutarakan dirinya ingin tetap menjadi
polisi dan akan menjdi kepala Departemen Pidana Pembunuhan suatu hari.
Sang
Ayah mengambil stick golf dan siap menghajar anaknya, Detektif Yeh mencoba
menghindar dengan mengambil vas kesayangan ayahnya. Dengan cepat ayahnya
melepaskan stick golfnya supaya Detektif Yeh tak menjatuhkan vas kesayangannya.
“Ternyata Detektif Yeh adalah anak
tunggal dari CEO sebuah perusahaan besar. Dia menolak untuk mengambil alih
perusahaan dan memutuskan untuk tetap berada di kepolisian”
Yum
Mi sedang berbicara disebuah lapangan, tiba-tiba seseorang pria memanggilnya
Profesor dan memberikan sebuket bunga lalu berlari dan sempat terjatuh karena
terkena lemparan bola. Yum Mi tersenyum melihat si pria yang memberikan sebuket
bunga.
“Letnan Yum menjadi seorang
profesor kriminologi. Dan Aku...”
Moo
Gak dibawa Kang Hyun diruang rapat, dengan wajah berbinar-binar Kang Hyun
menanyakan apa terjadi sesuatu karena Moo Gak ingin berbicara padanya secara
pribadi. Moo Gak menyerahkan surat, Kang Hyun membalikan tertulis [Surat Pengunduran Diri]
“Saya
keluar dari kepolisian untuk kembali ke akuarium.” ucap Moo Gak
“Surat
pengunduran diri?”ucap Kang Hyun melongggo, Moo Gak hanya bisa mengucapkan
permintaan maafnya lalu pergi.
Cho
Rim kembali ke tempat rombongan frog, sudah ada In Bae dan Woo Ya duduk dimeja
juri
“Aku
hanya bertemu dengan anak-anak yang lari dari rumah. Tapi... Setelah aku
mengatakan kepada mereka bahwa aku dari sebuah stasiun televis dan aku ingin membantu. Lal Aku bertanya kepada
merekaapa yang paling mereka butuhkan. Jawaban anak-anak benar-benar
mengejutkanku. Mereka semua menginginkan tanda tangan Big Bang.” cerita Cho Rim
lalu tertawa sendiri
In
Bae berkomentar itu tak lucu, Ketua Rombongan binggung bagian mana yang harus
merek tertawakan. Woo Ya pikir ada yang sal dengan Cho Rim. Tapi Cho Rim tetap
berusaha membuat lawakan supaya semua tertawa.
“Cho Rim kembali ke rombongannya dan
mulai tertawa lagi.”
Moo
Gak mengajak Cho Rim pergi ke Show Room untuk melihat tata letak perambotan
mereka jadi nanti mereka tinggal menandatangi sewa dengan pemilik. Cho Rim
mengeluh harga sewa rumah selalu naik saja lalu keduanya masuk ke dalam toko.
“Kami memutuskan untuk menikah bulan
ini.”
Cho
Rim melihat design ruangan TV yang cantik, Seorang pegawai mendatanginya
melihat keduanya yang akan menikah maka menyarankan untuk memilih design
interior sekarang karena mereka akan mendapatkan diskon 50%
“Apa
Ini akan sama dengan apa yang ada di sini sekarang?” Tanya Moo Gak
“Ya.Kami
akan memasang segala sesuatu dalam cara yang sama persis, termasuk perabotan!”
kata si pegawai.
Moo
Gak berbisik kalau potongan 50% sangat bagus, Cho Rim sebagai calon ibu rumah
tangga tetap memint potongan lebih besar lagi. Di depan gedung yang cukup
tinggi, Moo Gak memegang payung bangga melihat tempat tinggal mereka setelah
menikah. Cho Rim memeluk erat Moo Gak karena senang dengan kata-kata yang
diucapkan Moo Gak.
“Ayo
pergi, istriku tercinta.” goda Moo Gak
“Kita
belum menikah.” keluh Cho Rim melepaskan pelukannya.
“Oke.
Tapi aku memanggilmu istriku segera setelah kita menikah!” kata Moo Gak
Cho
Rim menyuruh Moo Gak tak boleh kurang ajar dan pergi, Moo Gak mengatakan ia
marah, Cho Rim tak peduli tapi kembali berjalan memeluk pinggang Moo Gak dengan
sangat erat.
Keduanya
sudah ada didalam rumah dan siap membuat video, mereka saling memperkenalkan
pasangannya, Cho Rim memperkenalkan Moo Gak begitupun sebaliknya lalu keduanya
bersama mengatakan akan menikah. Cho Rim melihat wajah Moo Gak yang datar.
“Tunggu.
Apa yang salah dengan wajahmu? Seseorang mungkin berpikir kau dipaksa!”
komentar Cho Rim.
“Aku
pikir aku berlatih terlalu banyak sebelumnya. jadi Otot wajahku tidak bekerja!”kata
Moo Gak lalu melakukan senang wajahnya
Cho
Rim mengajak Moo Gak mengulang lagi, mereka mengatakan “Harap datang ke pernikahan kami dan rayakan dengan kami! Kami akan
hidup bahagia selamanya!” lalu Cho Rim bersujud sendirian.
“Kita
sepakat melakukan hanya setengah membungkuk untuk yang satu ini!” komentar Moo
Gak menepuk pundak Cho Rim yang bersujud.
Mereka
memulai untuk ketiga kalinya dengan saling mengenal pasangan masing-masing
mengatakan mereka akan menikah.
“Aku
berjanji untuk menjadi istri yang lucu dan nyaman.” ucap Cho Rim tersenyum
dengan memegang pipinya.
“Aku
berjanji untuk menjadi suami yang hangat dan mengagumkan!” ucap Moo Gak dengan
memperlihatkan badannya yang kekar
“Harap
datang ke pernikahan kami dan rayakan dengan kami! Kami akan hidup bahagia
selamanya!” ucap Keduanya dengan membukungkan badannya.
Kang
Hyun dkk keluar dari kantor polisi dengan jasnya, Detektif Ki menanyakan apakah
Kang Hyun sudah siap dengan pidatonya. Kang Hyun merasa tak perlu banyak bicara,
karena dirinya adalah contoh hidup dalam kesuburan
Yum
Mi datang berjalan memasuk kantor, beberapa polisi yang sedang berbaris
langsung memalingkan wajahnya karena kecantikannya. Kang Hyun juga kaget
seperti melihat bidadari yang turun dari langit lalu mengodanya seperti Yum Mi
yang ingin menikah hari ini karena terlihat sangat cantik.
“Kau
membuatku malu. Bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali! Kalian terlihat terlalu
hebat!” sapa Yum Mi
“Hormat,
gerak! Yum Mi!” ucap Kang Hyun memberikan aba-aba untuk hormat. Yum Mi tertawa
lalu ikut memberikan hormat.
Moo
Gak dan Cho Rim melakukan pemotretan dulu didepan akuarium tempat mereka
menikah. Dengan pose merangkul Moo Gak, mengandeng Moo Gak dan keduanya
sama-sama melirik ke kamera dengan dahi menempel.
Ae
Ra meminta Cho Rim untuk segera bersiap-siap karena para tamu pasti akan
datang. Cho Rim pamit untuk pergi ke kamar pengantin. Keduanya keluar dari
ruangan bersama, Kang Hyun dkk tak sengaja berpapasan dengan calon pengantin.
Kang
Hyun memberikan selamat dengan pelukan, lalu memuji Cho Rim yang terlihat
sangat cantik. Dua detektif pun memberikan selamat dengan gayanya. Cho Rim
meminta Detektif Ki bisa memimpin
pernikahan mereka nanti.
“Oke!
Apa kau pikir kau bisa melakukan 100 push-up dengan Cho Rim duduk di punggungmu?” tantang Detektif Ki
“Jangan
meminta hal-hal seperti itu. Mereka buruk! Kenapa dia harus membuang energinya?”
keluh Detektif Yeh, Cho Rim hanya bisa tersenyum saja.
Yum
Mi memuji keduanya terlihat sangat cantik dan tampan untuk hari ini dan sangat
serasi. Cho Rim dan Moo Gak mengucapkan
terimakasih atas pujiannya. Ae Ra berbisik pada Cho Rim untuk memperkenalkan
Detektif Yeh padanya karena sangat tampan dan langsung jatuh cinta pada
pandangan pertama. Cho Rim memukul temannya lalu mempersilahkan semua masuk ke
ruangan.
Seseorang
pria turun dari tangga dengan sepatu mengkilat dan terlihat rapih dari pakaiannya.
Rombongan Frog datang, Ketua menanyakan apa yang membawa Moo Gak datang ke
Seoul karena ia pikir Moo Gak akan menjadi
pelawak!
“Aku
ingin menjadi sepertimu dan bertemu seorang gadis Seoul! Aku mencoba yang
terbaik, tapi aku masih berakhir dengan seorang gadis Jeju!” ucap Moo Gak
mengunakan lawakannya, lalu membuat wajah lucu saat berteriak
Cho
Rim tak bisa menahan tawanya melihat Moo Gak melucu di depan teman-teman
rombongan sirkus. Semua memberikan tepuk tangan karena Moo Gak memang
benar-benar sangat lucu.
“Choi
Moo Gak, kau lucu! Bergabunglah dengan kami jika kau membenci kehidupan
pernikahanmu!” pesan Ketua Rombongan, Cho Rim langsung protes
“Aku
hanya bercanda! Jadi Selamat! Aku telah mengirim kalian banyak uang!” kata
Ketua Rombongan yang terdengar melebih-lebihkan. Moo Gak mengucapkan terimakasih.
“Kau
telah membuat pilihan yang tepat, Cho Rim. Menjalani kehidupan pernikahan
bukannya menjadi pelawak tidaklah buruk!” komentar Woo Ya
“Aku
berencana untuk terus menjadi pelawak setelah pernikahan!” kata Cho Rim
In
Bae tiba-tiba memanggil Ae Ra dengan berteriak kalau wanita itu adalah tipenya lalu memberikan kiss bye. Ae Ra
ketakutan mengajak Cho Rim cepat pergi saja karena waktunya hanya tingga 15
menit sebelum masuk ke acara pernikahan.
Cho
Rim menambahkan make up di bibirnya dan wajahnya, teman-temannya datang
langsung masuk ke dalam ruangan dengan jeritan bahagia. Mereka semua tak
percaya Cho Rim akan menikah, Ae Ra memberitahu waktunya acara penikahan akan
dimulai, teman-temannya pun akhirnya keluar ruangan.
“Aku
akan melihat apa yang terjadi di ruang utama.” ucap Ae Ra lalu keluar dari
ruangan dan Cho Rim merasakan sangat gugup sekarang.
Ikan
pari yang berenang dan juga ikan warna-warna cantik menghiasi pernikahan Cho
Rim dan Moo Gak, suara orchestra kecil juga menjadi tanda dimulainya acara
penikahan. Yum dkk duduk dibagian depan sebelah kiri sementara rombongan sirkus
duduk dibagian kanan.
“Kami
sekarang akan memulai upacara pernikahan Tn. Choi Moo Gak dan Nn. Oh Cho Rim. Sekarang,
mempelai pria akan datang ke altar. Silakan beri tepuk tangan meriah ke
mempelai pria yang tampan! Masuklah, Tn. Mempelai Pria!” ucap Detektif Ki
Moo
Gak melangkah masuk dari lorong akurium besar ke dalam altar penikahan, semua
memberikan tepuk tangan yang meriah, Kang Hyun mempersilahakn Moo Gak untuk
membalikan badan menyambut penganti wanita
“Dan
sekarang, bintang upacara... pengantin wanita akan datang ke altar. Saya
meminta semua tamu untuk berdiri menyambut pengantin yang anggun! Tolong beri
tepuk tangan ketika dia masuk”
Cho
Rim menarik nafas berkali-kali untuk menahan gugupnya, dengan mendengar suara
Detektif Ki yang memanggilnya untuk masuk. Saat itu pintu ruangannya terbuka,
seseorang berdiri didepan pintu. Cho Rim
melihat ada aroma yang sangat ia kenal.
Pria
itu melangkah masuk ke dalam, Cho Rim melihat samar-samar lalu terlihat dengan
jelas wajah Jae Hee dengan kacamata hitamnya memberikan tepuk tangan dengan jas
rapih. Cho Rim kaget melihat Jae Hee yang datang ke pernikahannya, terlihat
wajahnya sangat ketakutan.
“Selamat
atas pernikahanmu. Cho Rim.” ucap Jae Hee lalu melepaskan kacamatanya.
Semua
tamu menunggu Cho Rim datang tapi belum juga muncul. Detektif Ki kembali
memanggil mempelai wanita itu masuk. Yum Mi seperti merasakan sesuatu, memasuki
ruang tunggu penganti wanita, matanya melotot kaget Cho Rim tak ada disana.
Yum
Mi berlari masuk ke tempat pernikahan memberitahu pada Moo Gak kalau Cho Rim menghilang.
“Pengantin
wanitanya menghilang!” teriak Yum Mi memberitahu tamu yang lainnya.
Kang
Hyun, Detektif Ki dan Yeh melotot kaget, semua rombongan gelisah karena
tiba-tiba Cho Rim menghilang. Moo Gak berlari memanggil Cho Rim keluar dari
tempat pernikahan.
bersambung ke episode 16
Komentar
Ini yang buat cerita bikin emosi naik turun,dibuat tegang, ketawa, bahagia dan kembali tegang. Jae Hee otak pinternya dipake buat ngebunuh orang. Kaya obsesinya dengan cerita hidup orang lain itu bikin dia jadi gila. Pingin tahu sejelas-jelasnya gimana itu si Jae Hee bikin alibi tapi ga diceritain, mungkin belum.
Katanya kok nanti akhirnya Jae Hee mati yah, karena kan katanya kalau mau berakhir salah satunya mati, klo Moo Gak yang mati jadi sad ending dong. Btw yang jadi Detektif Yeh dengan tatanan rambut dikeatasin terus pake Jas ganteng yah.. Sayang Moo Gak kurang cocok nih rambutnya pas pake jas. T_T